Berita - Tulisan ini bermula
dari pedebatan yang begitu panjang pada penulis dengan sebagian golongan
intoleran pendukung FPI, HTI serta tururannya. Serta lewat media BeritaJakarta2017. tk ini saya menginginkan
menjawab mereka supaya sedikit waras, fanatisme yang terlalu berlebih
kadang-kadang menyingkirkan kewarasan kita unutk berfikir jernih.
Mulai sejak pemblokiran
telegram oleh pemerintah, terdapat beberapa pemakai media sosial terutama
mereka beberapa pembenci Presiden Joko Widodo yang mulai bicara nyinyir,
memprotes atau kritik, tidak kecuali beberapa politisi busuk seperti duo F,
Fadli Zonk serta Fahri Hamzah bersama beberapa pendukungnya.
Di dunia netizenpun
berlangsung perbincangan pada yang pro serta kontra. Lumrah memanglah
perbincangan yang sekian. Jadi tidak lumrah saat ketentuan pemblokiran itu
digoreng demikian rupa sampai menyebabkan aroma yg tidak enak. Membuat opini
kalau pemerintahan saat ini diktator yang ujung-ujungnya mengajak orang-orang
untuk turut berdemo ria. Lihatlah tingkah laku seseorang Fahri Hamzah yang
mengajak “pasukan” nya untuk memblokir Joko Widodo. Gendeng bukan???
Tersebut argumen
Kementerian Komunikasi serta Informatika Republik Indonesia berkaitan penutupan
telegram itu. Kementerian Komunikasi serta Informatika (Kominfo) dengan resmi
menginformasikan sudah memohon Internet Service Provider (ISP) untuk memblokir
sebelas Domain Name Sistem (DNS) Telegram per 14 Juli 2014. Kominfo
mengkonfirmasi kalau argumen penutupan aplikasi perpesanan instan ini karna
service itu dipercaya bermuatan propaganda.
“Pemblokiran ini mesti
dikerjakan karna banyak kanal yang berada di service itu bermuatan propaganda
radikalisme, terorisme, memahami kebencian, ajakan atau langkah merakit bom,
langkah lakukan penyerangan, disturbing images, dan sebagainya yang
bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan di Indonesia, ” sekian seperti
tertulis pada tayangan pers Kominfo.
Kemudian kita juga akan
dengan gampang memetakan grup mana yang menampik pemblokiran itu. Mereka yaitu
grup garis keras keturunan Gerindra, FPI, HTI bersama golongan Khilafahnya
menuntut supaya dibukakan rakaman pembicaraan berkaitan gagasan pembunuhan pada
Ahok bila itu argumen pemerintah untuk tutup telegram itu. Tidak terima dengan
pemblokiran itu jadi mereka mencari seribu satu argumen untuk menyerang Joko
Widodo. Basic otak telah koplak serta hati yang dipenuhi kebencian ya
demikianlah langkah berfikirnya. Meraka juga akan senantiasa memutar balikkan
kenyataan serta berfikiran terbalik, ditambah satu sekali lagi sifat nyinyir
tidak karuan.
Ulama yang ingin Bunuh Ahok
Mungkin
saja mereka telah lupa kalau kelompok mereka sendiri senantiasa teriak-teriak
untuk melenyapkan Ahok dari bumi nusantara ini. Dari mulai anak-anak yang bau
kencur hingga ulama yang telah tua serta bau tanahpun semuanya teriak bunuh
Ahok.. bunuk Ahok. Masih tetap ingat dengan ulama yang telah ujur ini? Mengakui
ulama namun teriak-teriak ingin buhuh Ahok. Beginikah contoh ulama yang baik?
Imam
Kecil Front Pembela Islam, Habib Rizieq Syihab (HRS) melemparkan pernyataan
keras berkaitan sangkaan penistaan agama yang dikerjakan Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama dengan kata lain Ahok. Rizieq katakan, apabila Bareskrim
Polri tidak mengolah sangkaan penistaan agama oleh Ahok dia juga akan membunuh
Ahok. “Jadi bila Pak Kapolda ingin mencari pembunuh Ahok, tidak usah
bingung-bingung. Saya orangnya, ” kata Rizieq, Jumat (14/10/2017) Sumber
Koordinator
lapangan demo Ahok kompleks Pasar Rawa Belong, Kelurahan Sukabumi Utara, Kebon
Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (2/11) membuat pernyataan mengagetkan. Dimuka
polisi, pria berumur sekitaran 60 th. itu menampik tegas kehadiran Ahok di
Kebun Jeruk. Ia juga memohon supaya polisi tidak mengawalnya. “Ane minta bila
calon gubernur nomor urut dua (Ahok) masuk Kebun Jeruk, janganlah dikawal,
lepasin saja. Gue kasih satu miliar untuk bunuh Ahok, ” tutur pria bertopi haji
itu. sumber
Dalam pawai obor keliling jakarta menyongsong bln. suci Ramadhan yang dibarengi beberapa besar anak-anak di bawah usia meneriakkan “bunuh si Ahok!!!, bunuh si Ahok”. Pawai ini dikerjakan disejumlah tempat di Jakarta, pada Rabu (24/05/2017). Pada malam yang serupa berlangsung bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu. sumber
Ahok yang telah di Mako Brimob saja masih tetap ada saja yang demo ‘bunuh Ahok bunuh Ahok’. Masih tetap berkelit juga?? Jadi menurut saya bila pasukan berdaster memohon data pembicaraan ditelegram di buka serta dipublikasikan berkaitan gagasan pembunuhan pada Ahok, cuma oleh karna perlu bukti, itu serupa saja dengan mereka membohongi sendiri serta ulamanya. Seperti pencuri yang telah ketangkep tangan namun mengakui dia bukanlah pencurinya.
WWW.BERITAJAKARTA2017.TK | Berita Terupdate - Info Menarik - Info Terupdate
0 komentar:
Posting Komentar