![]() |
Foto Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang Terpasang di Balai kota DKI Jakarta |
Berita - Viral - Tidak aneh kenapa
pemerintah Indonesia memblokir website service chatting Telegram. Terkecuali
karna jejaring grup teroris memakainya untuk kebutuhan propaganda radikalisme,
terorisme serta jalur komunikasi. Nyatanya di dalamnya juga tersimpan beragam
rancangan pembunuhan pada tokoh-tokoh umum, dengan spesial dalam hal semacam
ini pada Basuki Tjahaja Purnama (BTP). Gagasan pembunuhan itu dibicarakan
bersamaan dengan gagasan pengeboman mobil serta tempat beribadah pada 23
Desember 2015.
Info itu dinyatakan
oleh Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan pada
satu diantara media nasional. Kemenkominfo yang bekerja serupa dengan Tubuh
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) peroleh info kalau nyatanya mulai sejak
2015, beberapa teroris sudah memakai Telegram jadi alat komunikasi. Serta dari
semuanya tindakan yang tersingkap mulai sejak th. 2015, cuma dua tindakan yg
tidak memakai aplikasi Telegram1.
BNPT mencatat kalau
paling tidak ada 17 tindakan serta gagasan tindakan terorisme yang didapati
memakai aplikasi Telegram jadi alat komunikasinya. Semuanya info itu baru
tersingkap ke khalayak umum sesudah pihak pengembang aplikasi menyebutkan siap
bekerja serupa dengan pemerintahan RI manfaat hadapi ancaman terorisme yang
berada di Indonesia.
Pemblokiran Telegram
Bukanlah Tanpa ada Argumen Keamanan
Dengan menimbang
kemungkinan ancaman yang besar pada keamanan Negara serta nyawa orang-orang,
untuk saya, aksi pemerintah untuk ambil gagasan memblokir website Telegram
memanglah telah pas. Pasti hal semacam ini dikerjakan bukanlah tanpa ada usaha
komunikasi terlebih dulu dengan pihak penyedia service. CEO sekalian pembuat
Telegram, Pavel Durov dari Rusia, telah menyebutkan permintaan maaf karna tidak
mengerti kondisi yang berlangsung di Indonesia.
Durov juga mengaku
kalau pernah berlangsung miskomunikasi karna pihaknya terasa tidak sempat
dihubungi terlebih dulu oleh pemerintah Indonesia. Walau sebenarnya pemerintah
RI lewat Kemenkominfo telah melayang-layangkan surat pernyataan pada mereka
mulai sejak th. 2016 silam2.
Pihak Telegram sudah
meresponi keinginan pemerintah RI untuk tutup channel bermuatan radikal serta
terorisme pada website Telegram dengan positif. Bahkan juga mereka merencanakan
membuat seperti tim moderator spesial yang mengerti bhs serta konteks budaya
Indonesia supaya bisa mengatasi penebaran content radikalisme dengan lebih
cepat serta akurat3.
Jadi tanggapan atas
niat baik ini, Kemenkominfo berjanji untuk mencabut status pemblokiran pada
website Telegram apabila telah tersambung win-win solution dalam hadapi
penebaran content terorisme dalam website Telegram. Pikirkan saja apabila
gagasan pembunuhan, penyerangan, pemboman dsb dapat dengan bebas dibicarakan
dan dikoordinasikan tanpa ada bisa diawasi oleh pihak keamanan, begitu
terancamnya kestabilan Negara serta nyawa orang-orang kita.
Gagasan Pembunuhan Pada
BTP : Apa yang Mesti Kita Tekuni dari Hal Ini?
Gagasan pembunuhan grup
radikal serta teror pada BTP semestinya jadi satu sinyalemen untuk kita kalau
grup politik janganlah sekali lagi bermain api. Itu sangat beresiko. Gosip
politik jati diri yang sampai kini diangkat oleh sekumpulan kubu politis dapat
jadi bola liar yg tidak teratasi. Grup radikal rawan untuk menyelinap kedalam
pergerakan politik seperti ini. Serta itu telah dapat dibuktikan berlangsung
didalam runtutan tindakan pra serta ketika pilkada DKI Jakarta 2017.
Beberapa elit perancang
serta aktor politik jati diri janganlah sangka bisa selalu mengatur grup
radikal ini. Janganlah sangka kalau kalian dapat menunggangi mereka untuk
selama-lamanya. Karna apabila grup radikal memperoleh angin serta jadi besar di
Negara ini, kalianlah, yang pada kenyataannya, sudah berhasil ditunggangi serta
diperalat oleh mereka.
Grup radikal tidaklah
anak yang jinak. Karna apabila mereka telah terasa cukup kuat, grup politik
yang memakai mereka juga juga akan mereka tikam selanjutnya. Juga akan
senantiasa ada gagasan pembunuhan pada tokoh umum yang di rasa menghambat jalan
mereka, tidak perduli agamanya apa.
Sayangnya, dengan lihat
tingkat pemahaman orang-orang pada pengajaran agama, grup ini juga akan begitu
gampang menyelinap ke susunan akar rumput. Mereka cuma perlu support dana serta
kekuasaan politik saja dari grup politis yang menduga dapat memperoleh layanan
mereka. Sesudah mereka besar, habis semuanya ditelan oleh mereka, termasuk juga
grup politik yang terlebih dulu menggunakan layanan mereka.
Perppu pembubaran ormas
radikal memanglah butuh di keluarkan pemerintah, serta di dukung penuh oleh
orang-orang. HTI memanglah mesti dibubarkan. Telah ada sekitaran 20 Negara
sebagian besar Muslim yang sudah terlebih dulu mengusir organisasi ibu mereka
disana, Hizbut Tahrir. RUU Anti Terorisme yang dibicarakan DPR RI telah sangat
lambat. Apa sich yang kita dapat berharap dari DPR RI? Ketua pansus RUU-nya
juga (yang orang Gerindra) jadi menyebutkan kalau Polisi-lah yang teroris,
sedang aktor teror yang tewas jadi dikatakan sebagai mujahidin. Kurang
keblinger equil-sariroti terlebih ini?
Akhir kata dari saya
untuk beberapa pembaca (Seword). Belajar dari gagasan pembunuhan pada BTP yang
diprakarsai oleh grup radikal, telah waktunya orang-orang Indonesia berhenti
diam. Dukung dengan serius tiap-tiap ketentuan pemerintah didalam melindungi keamanan
Negara kita dari grup radikal.
Dukung juga beberapa
aparat penjaga keamanan yang mempertaruhkan nyawa serta jadi incaran. Tidak
lupa, dukung ormas-ormas keagamaan yang sampai kini dapat dibuktikan
berkelanjutan membela NKRI, Pancasila serta Bhinneka Tunggal Ika. Hormat saya
untuk NU, GP Ansor serta Banser. Cuma merekalah yang layak menyandang frasa
“Hidup Mulia atau Mati Syahid” karna membela Negara.
“Lho, bukannya itu
slogan FPI Bang? ”, FPI mah gak pantes. Mereka lebih pas “hidup jones atau mati
bisa bidadari.
WWW.BERITAJAKARTA2017.TK | Berita Terupdate - Info Menarik - Info Terupdate
WWW.BERITAJAKARTA2017.TK | Berita Terupdate - Info Menarik - Info Terupdate
0 komentar:
Posting Komentar